Jakarta (Metro Idn)
Founder Indonesia Muda Preneur Putra Aji Sujati berbicara mengenai lapangan kerja di Indonesia dan peran pemerintah di dalamnya.
Ia memandang pemerintah atau negara seharusnya hadir untuk memberikan kepastian bagi masyarakat, terutama generasi muda, untuk mendapatkan pekerjaan setelah lulus dari studinya.
“Pemerintah ini harusnya bertanggung jawab untuk para lulusan-lulusan, terutama dari kampus atau yang bergelar sarjana,” kata Putra dalam program Rosi episode ‘Lapangan Pekerjaan, Antara Harapan dan Kenyataan’ yang tayang Kamis, 23 Oktober 2025 di KompasTV.
Putra menyebut, para lulusan perguruan tinggi tersebut sudah menempuh sekolah 12 tahun, ditambah kuliah 4 tahun, lalu jika lanjut S-2 ditambah dua tahun lagi, untuk belajar dan pada akhirnya ingin berkontribusi memajukan Indonesia dari berbagai bidang.
“Dan ini juga sebenarnya negara harus hadir lagi-lagi untuk memberikan tanggung jawabnya,” sambung Putra, sebagaimana dikutip dari kompas tv.
Sayangnya, kata Putra, banyak terjadi anak muda bekerja tidak sesuai dengan jurusannya. Ia menganggap itu harusnya menjadi tanggung jawab negara.
“Negara harus hadir. Hadirnya itu apa? Contoh enggak usah jauh-jauh. Misalkan di tiap daerah, di provinsi, di kota, kabupaten, ada sebuah wadah entah itu ruang terbuka hijau atau apa. Untuk apa? Misalkan teman-teman yang sekarang lagi kesulitan mencari pekerjaan, dia bisa cari sampingan, entah itu sekadar kayak bazar, jualan, segala macamnya,” jelasnya.
Putra juga menyinggung mengenai kondisi kelas menengah yang menurutnya terhimpit.
“Karena kelas menengah ini, terutama seumuran Putra, Gen Z, mereka dikategorikan kaya, ya enggak, karena kelas menengah. Artinya dompetnya itu belum bisa untuk menghidupi kebutuhan,” katanya.
Putra lantas menyinggung mengenai bantuan sosial atau bansos, yang mana hanya menyasar masyarakat kelas bawah.
“Kelas menengah ini enggak dapat bansos, tapi dituntut untuk membayar wajib pajak, dan rata-rata orang yang seumuran Putra atau kelas menengah sekarang usia 19 sampai 25 tahun, mereka itu selalu punya tanggung jawab,” tuturnya.
Menurutnya, generasi muda yang tergolong kelas menengah banyak yang mempunyai tanggungan, misal adiknya yang masih bersekolah atau orang tua yang sudah uzur.
Ia memandang, kondisi seperti ini mengharuskan generasi muda yang sekaligus merupakan kelas menengah untuk memiliki penghasilan tetap.
“Mereka harus benar-benar siap punya pekerjaan yang, oke, tanggal 25 gajian, gitu loh. Karena (misalnya) tanggal 30 ayah saya harus berobat. Tanggal 1 adik saya harus bayar SPP kuliah. Jadi benar-benar kelas menengah, gimana caranya negara yuk bisa sama-sama (hadir),” tuturnya.
Dalam kesempatan sama, Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menyebut, lapangan kerja menjadi salah satu isu utama yang diperhatikan pemerintah saat ini.
“Makanya kalau kita juga fair melihat, saya selalu menyampaikan ada empat sebenarnya, empat program yang kemudian konkret yang dilakukan oleh pemerintah,” ujarnya.
Yassierli mengatakan, pertama adalah program prioritas Presiden Prabowo Subianto, salah satunya Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disebutnya membuka lapangan pekerjaan.
“Program ini selain memberikan solusi kepada rakyat miskin yang mungkin selama ini mereka sangat terbatas untuk mendapatkan asupan gizi yang cukup, juga menciptakan lapangan kerja,” ucapnya.
“30.000 SPPG dikali dengan masing-masing 50, itu sudah 1,5 juta ditambah dengan supply chain-nya dan pernah dihitung itu bisa sampai 2 juta,” tambah Yassierli.
Program prioritas lainnya yang disebutnya yakni koperasi, program hilirisasi, sekolah rakyat, dan desa nelayan.
“Yang menurut saya ini adalah sesuatu terobosan yang harus kita akui, selain memberikan solusi kepada rakyat kecil, menumbuhkan ekonomi berbasis rakyat,” kata Yassierli.
Upaya pemerintah kedua yang Yassierli sebut adalah upaya kolaboratif dari pemerintah untuk kemudahan investasi.
“Jadi data yang dirilis oleh Kementerian Investasi seminggu yang lalu, kalau kita lihat, ini basis data, year on year sampai kepada September atau Oktober itu kenaikan investasi 13 persen dan itu sudah menyerap lapangan kerja 1,9 juta,” bebernya.
Ketiga, Yassierli menyatakan pemerintah juga membuat program-program tenaga kerja mandiri, seperti Kementerian UMKM yang mempunyai program wirausaha dan sebagainya.
Kemudian keempat, Yassierli mengatakan solusi dari pemerintah ini baru saja di-launching, yakni melatih 500.000 orang untuk ke luar negeri.
Tidak hanya itu, Yassierli juga menyinggung program magang nasional yang disebutnya memberikan solusi bagi lulusan baru atau fresh graduate.(kompas tv/red)




















