Medan (MetroIDN)
Pdt Maulinus Siregar yang juga balon Ephorus HKBP 2024-2028 mengatakan, program HKBP selalu berkelanjutan, sehingga yang sudah dieksekusi ephorus yang sekarang, akan menjadi perhatian pimpinan periode 2024-2028.
Sudah banyak yang diprogramkan selama 4 tahun belakangan ini, boleh dilanjutkan dengan catatan diperbaiki untuk penyempurnaan seperti sentralisasi keuangan dan dana pensiun.
“Sentralisasi keuangan dan dana pensiun masih perlu dilakukan penyempurnaan. Sentralisasi perlu dilanjutkan, karena kita banyak menerima masukan dari jemaat dan pelayan gereja (sintua), kita harus terbuka menanggapi setiap tanggapan dan kritikan, karena itu bukan sesuatu yang negatif,” kata Pdt Maulinus Siregar kepada wartawan, Minggu (18/8/2024).d
Menurut Maulinus Siregar yang sekarang masih menjabat Ketua Rapat Pendeta (KRP) HKBP, perlu melakukan adaptasi terhadap usulan-usulan untuk di follow up, misalnya sentralisasi keuangan. Mungkin ada yang harus dilakukan beberapa penyesuaian, karena selama 4 tahun tentu banyak juga yang berubah.
“Karena HKBP tidak boleh terpaku dengan apa yang ditetapkan pada awal tahun 2020, sedang sentralisasi baru tahun 2023 dimulai.
Kita masih perlu banyak mendengar masukan-masukan dari jemaat dan parhalado, karena kegiatan itu harus dilakukan adjustment (penyesuaian) karena perkembangan di lapangan,” terangnya.
Mantan Pendeta Resort HKBP Tanjung Sari Medan ini lebih lanjut menyampaikan, HKBP yang memiliki 3.700 jemaat, 820 resort dan 32 distrik, tidak sama semua karakternya, pasti ada perbedaan berdasarkan daerahnya. Misalnya, Medan, Jakarta, Riau, Toba, Tapanuli Raya mungkin berbeda. Sehingga harus disesuaikan dengan pergumulan dan konteks masing-masing.
HKBP dipandu Renstra (Rencana Strategis) yang akan ditetapkan di Sinode Godang HKBP tahun 2024. Itulah yang akan menjadi acuan yang diikuti pimpinan dalam menjelaskan arah 4 tahun ke depan gereja HKBP.
Sehingga tidak ada program sendiri-sendiri oleh pimpinan HKBP yang terpilih. “Karena Renstra itu sudah jelas dirumuskan bagaimana arah gereja HKBP sehingga harus diikuti dengan konsisten.
HKBP harus mempertahankan jati dirinya sebagai pergumulan yang dirumuskan pimpinan sebelumnya dan menjadi modal besar pemimpinan baru bagi pengembangan HKBP ke depan,” tuturnya.
Peran HKBP terhadap gerakan oikumene begitu luas di nasional, asia maupun dunia melalui Lutheran World Federation dan Dewan Gereja se Dunia. Ini adalah modal sebagai acuan pertimbangan dalam melanjutkan program kegiatan HKBP.
Diakuinya juga, kiprah HKBP sebagai gereja yang besar belum punya andil yang besar dalam perkembangan kehidupan kebangsaan di Indonesia.
Menurut Maulinus Siregar, kepemimpinan HKBP sekarang sudah ada kemajuan. Dan perlu meluaskan kiprah gereja HKBP sebagai ormas di Indonesia.
Selama ini kata dia, yang masih terdengar hanya Nadhatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, sedangkan HKBP belum menunjukkan kiprahnya secara konkrit.
“Inilah bagian terpenting yang harus dipikirkan HKBP di periode kepemimpinan HKBP yang baru nanti. Supaya HKBP lebih berkiprah ditengah-tengah bangsa.
Gereja harus hadir di tengah pergumulan-pergumulan kebangsaan. Pimpinan HKBP ke depan harus banyak terlibat dalam dialog-dialog lintas agama dan banyak memberi masukan kepada pemerintah.
“Karena dengan jumlah jemaat 6 juta, kita punya kepentingan besar. Bagaimana warga jemaat kita bersama-sama dengan komunitas agama lain.
Bekerjasama membangun satu agenda bersama, membangun kehidupan nasional yang menghormati keberagamaan, membangun toleransi dan sikap hormat menghormati satu sama lain.
Itu menjadi pesan yang kuat bagi pemerintah kita sehingga gereja HKBP diperhitungkan menjadi ormas yang memiliki peran penting dalam kehidupan kebangsaan,” papar Pdt Maulinus Siregar. (red/MSS)