Jakarta (MetroIDN)
Jaksa Agung ST Burhanuddin menyampaikan, momen perayaan Idul Adha merupakan perwujudan pengorbanan yang dilakukan sebagai media mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wata’ala dengan mengerjakan perintah dan menjauhi larangan- Nya.
Menurut Jaksa Agung, perintah untuk berkurban diturunkan dalam Firman-Nya pada Al-Qur’an Surat Al- Kautsar ayat 2 yang memerintahkan kepada umat muslim untuk menjalankan shalat karena Allah Subhanahu Wata’ala dan perintah
melaksanakan kurban.
“Hal tersebut disampaikan Jaksa Agung dalam sambutannya, Jumat (14/6-2024) di halaman Gedung Utama Kejagung Jakarta, pada penyerahan hewan kurban dalam menyambut Hari Raya Idul Adha 1445 H/2024M”, sebut Kapuspenkum Kejagung Dr Harli Siregar dalam keterangan tertulis via Wa, Senin (17/6-2024).
Disampaikan, hewan yang akan dikurbankan di lingkungan Kejaksaan Agung yakni sejumlah 36 ekor sapi dan 3 ekor kambing.
Jaksa Agung menyampaikan, secara syari’at, kurban adalah kewajiban menyembelih hewan ternak yang memenuhi syarat tertentu bagi yang mampu sebagai bagian dari syiar Islam.
Namun menurut Jaksa Agung, penyembelihan hewan kurban tidak semata sebagai ritual simbolik belaka untuk menggugurkan kewajiban bagi yang mampu untuk berbagi daging hewan kurban kepada orang-orang yang berhak.
“Terdapat nilai-nilai spiritual, sosial, dan kemanusiaan yang mendalam ketika kita berkurban. Salah satu aspek utama dari ibadah kurban adalah pengorbanan. Ibadah kurban juga mengajarkan nilai solidaritas dan kepedulian sosial. Dengan membagikan daging kurban kepada yang membutuhkan maka menjadi pengingat bagi kita akan pentingnya berbagi
rezeki dengan sesama”, katanya.
Bagi Jaksa Agung, hal ini juga menjadi cerminan tentang pentingnya
memperhatikan kaum lemah dan mendorong terciptanya keadilan sosial dalam masyarakat. Maka berkurban tidak hanya menjadi sarana untuk
mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wata’ala tetapi juga untuk mempererat tali persaudaraan antar sesama umat manusia.
Selain itu, Jaksa Agung menyampaikan ibadah kurban yang dilakukan
muslimin mempunyai dua dimensi pokok, yaitu dimensi vertikal atau
hubungan dengan Allah Subhanahu Wata’ala sebagai landasan iman dan takwa, serta dimensi horizontal atau hubungan dengan sesama manusia sebagai bentuk nyata hubungan sosialnya.(MSS)