Medan (metro IDN)
Jurnalis Senior, Wicaksono mengatakan, di era saat ini, keberadaan Artificial Intelligence (AI) bukan lagi menjadi ancaman untuk wartawan. Justru, semakin berkembangnya teknologi, wartawan harus memanfaatkan AI seperti ChatGPT agar kerjanya lebih efisien dan efektif.
Itu disampaikannya seusai memberikan materi pelatihan terkait Media Sosial dan AI pada Pelatihan Jurnalistik dan Business Update Transformasi Business Telkom Indonesia Area Regional I Sumut di Medan, Jumat (17/6/2024) baru lalu.
Ia beranggapan bahwa wartawan tidak pernah tergantikan oleh AI, tapi wartawan yang tidak menggunakan AI ataupun ChatGPT akan tersaingi oleh wartawan yang menggunakan ini.
Pria yang juga akrab disapa Ndorokakung menjelaskan, AI sendiri merupakan cabang ilmu komputer yang fokus pada pengembangan sistem komputer dan dapat melakukan tugas yang membutuhkan kecerdasan manusia.
Menurutnya, perkembangan AI sendiri di mana pada November 2022, diluncurkan ChatGPT yang bisa diakses melalui alamat https://chat.openai.com.ChatGPT juga merupakan Chatbot yang dapat melakukan interaksi dengan penggunanya (manusia).
“Kalau wartawan baru belum mahir dan kurang terampil membuat berita, ChatGPT ini bisa dimintain tolong untuk membuat kerangkanya,” katanya.
Dijelaskan, kerangka berita yang dibuat ChatGPT bisa menjadi acuan, sebab kerjanya hanya dalam beberapa detik saja. Tapi ChatGPT ini juga memiliki keterbatasan, misalnya data yang dimilikinya tidak real time, untuk versi gratisnya juga hanya bisa memuat data-data sebelum tahun 2022.
Oleh karena itu tetap tugas wartawan yang bekerja dengan prinsip akurasi dan verifikasi ulang. Karena data yang diberikannya belum tentu valid.
Diakui, dari pengalamannya mengisi materi dan memberikan pelatihan kepada wartawan di tiga kota yakni, Makassar, Surabaya dan Medan, masih belum banyak wartawan di kota tersebut yang memanfaatkan ChatGPT.
Di Makassar, dari 27 wartawan yang ikut pelatihan, hanya satu yang pernah menggunakan ChatGPT. Begitu juga di Surabaya. Dari 27 wartawan hanya 2 orang yang pernah menggunakan. Di Medan dari 44 peserta hanya 1 orang yang pernah menggunakan ChatGPT.
Menurutnya, sudah seharusnya wartawan menggunakan ChatGPT, guna mempercepat proses pengumpulan data, menerjemahkan bahasa asing, merangkum artikel dan bahkan mengubah data kompleks menjadi konten yang lebih mudah dipahami.
Salah satu peserta pelatihan mengakui, dari pelatihan ini adi paham memang sudah seharusnya menggunakan AI, khususnya ChatGPT. Mudah-mudahan setelah ini bisa saya dan peserta lainnya praktikkan,” ujarnya.
Wartawan Senior dan Praktisi Media Sosial Wicaksono menambahkan, di Indonesia masih ada dua instansi yang membuat panduan penggunaan AI.
“Itu juga bentuknya panduan bukan kode etik atau regulasi. Pertama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo),” kata pria yang biasa dipanggil Ndoro Kakung tersebut
Orisinilitas Karya
Menanggapi perkembangan teknologi yang berkembang pesat, Analis Komisi Pengaduan dan Penegakan Etika Dewan Pers, Rustam Fachri Mandayun meminta wartawan tetap mengutamakan orisinalitas karyanya.
“Orisinalitas karya tetap diutamakan. Selama teknologi digunakan untuk alat bantu, itu tidak ada masalah,” kata Rustam dalam kegiatan Pelatihan dan Business Update Transformasi Telkom yang digelar di Aula Lantai 2 Witel Medan, Jumat (17/5/24).
Ditanya, apakah telah ada regulasi mengenai Artificial Intelligence (AI) yang sedang berkembang saat ini, kata Rustam, Dewan Pers belum membuat regulasi atau kode etik yang dimaksud.
Menurutnya, belum ada laporan atas kasus yang merugikan wartawan atau perusahaan media mengenai masalah AI sampai saat ini. Namun, tidak menutup kemungkinan jika di masa mendatang regulasi bakal dibuat.
Meski pada umumnya, teknologi tercipta lebih dahulu dibandingkan regulasinya, di masa mendatang bisa saja ada regulasi khusus mengenai AI ini.
Di sela sela kegiatan pelatihan itu beberapa wartawan peserta pelatihan ada yang mendapat souvenir dan hadiah seperti buku, baik karena menjawab pertanyaan dalam dialog maupun saat menyampaikan pesan dan kesan terkait kegiatan pelatihan yang diselenggarakan Telkom, yang menghadirkan Nara sumber berkualitas dan kompeten dari Jakarta.
Peserta dari wartawan SIB Martohap Simarsoit dalam kesannya menilai kegiatan yang diselenggarakan Telkom sangat bagus dan bermanfaat bagi kalangan jurnalis,apalagi dimasa dan pasca Covid 19 yang lalu boleh dibilang jarang pelatihan wartawan yang berkualitas. (MSS/red)